Laman

Selasa, 28 September 2010

Futuhul Ghaib (Penyingkap Kegaiban)

Syech Abd Qodir al-Jailani  bertutur :
Ikutilah (Sunnah Rasul) dengan penuh keimanan, jangan membuatbid'ah, patuhilah selalu kepada Allah dan Rasul-Nya, jangan melanggar;junjung tinggilah tauhid dan jangan menyekutukan Dia; sucikanlah Diasenantiasa dan jangan menisbatkan sesuatu keburukan pun kepada-Nya.Pertahankan Kebenaran-Nya dan jangan ragu sedikit pun. Bersabarlahselalu dan jangan menunjukkan ketidaksabaran. Beristiqomahlah;berharaplah kepada-Nya, jangan kesal, tetapi bersabarlah.Bekerjasamalah dalam ketaatan dan jangan berpecah-belah. Salingmencintailah dan jangan saling mendendam. Jauhilah kejahatan dan janganternoda olehnya.
Percantiklah dirimu dengan ketaatan kepada Tuhanmu;jangan menjauh dari pintu-pintu Tuhanmu; jangan berpaling dari-Nya.Segeralah bertaubat dan kembali kepada-Nya. Jangan merasa jemu dalammemohon ampunan kepada Khaliqmu, baik siang maupun malam; (jika kamuberlaku begini) niscaya rahmat dinampakkan kepadamu, maka kamu bahagia,terjauhkan dari api neraka dan hidup bahagia di surga, bertemu Allah,menikmati rahmat-Nya, bersama-sama bidadari di surga dan tinggal didalamnya untuk selamanya; mengendarai kuda-kuda putih, bersuka riadengan hurhur bermata putih dan aneka aroma, dan melodi-melodihamba-hamba sahaya wanita, dengan karunia-karunia lainnya; termuliakanbersama para nabi, para shiddiq, para syahid, dan para shaleh di surgayang tinggi.


Ia bertutur:
Apabila seorang hamba Allah mengalami kesulitan hidup, makapertama-tama ia mencoba mengatasinya dengan upayanya sendiri. Bilagagal ia mencari pertolongan kepada sesamanya, khususnya kepada raja,penguasa, hartawan; atau bila dia sakit, kepada dokter. Bila hal inipun gagal, maka ia berpaling kepada Khaliqnya, Tuhan Yang Maha Besarlagi Maha Kuasa, dan berdo'a kepada-Nya dengan kerendah-hatian danpujian. Bila ia mampu mengatasinya sendiri, maka ia takkan berpalingkepada sesamanya, demikian pula bila ia berhasil karena sesamanya, makaia takkan berpaling kepada sang Khaliq.

Kemudian bila tak juga memperoleh pertolongan dari Allah, makadipasrahkannya dirinya kepada Allah, dan terus demikian, mengemis,berdo'a merendah diri, memuji, memohon dengan harap-harap cemas. Namun,Allah Yang Maha Besar dan Maha Kuasa membiarkan ia letih dalam berdo'adan tak mengabulkannya, hingga ia sedemikian terkecewakan terhadapsegala sarana duniawi. Maka kehendak-Nya mewujud melaluinya, dan hambaAllah ini berlalu dari segala sarana duniawi, segala aktivitas danupaya duniawi, dan bertumpu pada ruhaninya.

Pada peringkat ini, tiada terlihat olehnya, selain kehendak AllahYang Maha Besar lagi Maha Kuasa, dan sampailah dia tentang KeesaanAllah, pada peringkat haqqul yaqin. Bahwa pada hakikatnya, tiada yangmelakukan segala sesuatu kecuali Allah; tak ada penggerak tak pulapenghenti, selain Dia; tak ada kebaikan, kejahatan, tak pula kerugiandan keuntungan, tiada faedah, tiada memberi tiada pula menahan, tiadaawal, tiada akhir, tak ada kehidupan dan kematian, tiada kemuliaandankehinaan, tak ada kelimpahan dan kemiskinan, kecuali karena ALLAH.

Maka di hadapan Allah, ia bagai bayi di tangan perawat, bagai mayatdimandikan, dan bagai bola di tongkat pemain polo, berputar danbergulir dari keadaan ke keadaan, dan ia merasa tak berdaya. Dengandemikian, ia lepas dari dirinya sendiri, dan melebur dalam kehendakAllah. Maka tak dilihatnya kecuali Tuhannya dan kehendak-Nya, takdidengar dan tak dipahaminya, kecuali Ia. Jika melihat sesuatu, makasesuatu itu adalah kehendak-Nya; bila ia mendengar atau mengetahuisesuatu, maka ia mendengar firman-Nya, dan mengetahui lewat ilmu-Nya.Maka terkaruniailah dia dengan karunia-Nya, dan beruntung lewatkedekatan dengan-Nya, dan melalui kedekatan ini, ia menjadi mulia,ridha, bahagia, dan puas dengan janji-Nya, dan bertumpu padafirman-Nya. Ia merasa enggan dan menolak segala selain Allah, ia rindudan senantiasa mengingat-Nya; makin mantaplah keyakinannya pada-Nya,Yang Maha Besar lagi Maha Kuasa. Ia bertumpu pada-Nya, memperolehpetunjuk dari-Nya, berbusana nur ilmu-Nya, dan termuliakan olehilmu-Nya. Yang didengar dan diingatnya adalah dari-Nya. Maka segalasyukur, puji, dan sembah tertuju kepada-Nya.

Ia bertutur:
Bila kamu abaikan ciptaan, maka: "Semoga Allah merahmatimu," Allahmelepaskanmu dari kedirian, "Semoga Allah merahmatimu," Ia mematikankehendakmu; "Semoga Allah merahmatimu," maka Allah mendapatkanmu dalamkehidupan (baru).

Kini kau terkaruniai kehidupan abadi; diperkaya dengan kekayaanabadi; dikaruniai kemudahan dan kebahagiaan nan abadi,dirahmati,dilimpahi ilmu yang tak kenal kejahilan; dilindungi dariketakutan; dimuliakan, hingga tak terhina lagi; senantiasa terdekatkankepada Allah, senantiasa termuliakan; senantiasa tersucikan; makamenjadilah kau pemenuh segala harapan, dan ibaan pinta orang mewujudpada dirimu; hingga kau sedemikian termuliakan, unik, dan tiada tara;tersembunyi dan terahasiakan.

Maka, kau menjadi pengganti para Rasul, para Nabi dan para shiddiq.Kaulah puncak wilayat, dan para wali yang masih hidup akanmengerumunimu. Segala kesulitan terpecahkan melaluimu, dan sawah ladangterpaneni melalui do'amu; dan sirnalah melalui do'amu, segala petakayang menimpa orang-orang di desa terpencil pun, para penguasa dan yangdikuasai, para pemimpin dan para pengikut, dan semua ciptaan. Dengandemikian kau menjadi agen polisi (kalau boleh disebut begitu) bagikota-kota dan masyarakat.

Orang-orang bergegas-gegas mendatangimu, membawa bingkisan danhadiah, dan mengabdi kepadamu, dalam segala kehidupan, dengan izin sangPencipta segalanya. Lidah mereka senantiasa sibuk dengan doa dan syukurbagimu, di manapun mereka berada. Tiada dua orang Mukmin berselisihtentangmu. Duhai, yang terbaik di antara penghuni bumi, inilah rahmatAllah, dan Allahlah Pemilik segala rahmat.

Ia bertutur:
Bila kau melihat dunia ini, berada di tangan mereka, dengan segalahiasan, dan tipuannya, dengan segala bisa mematikannya, yang tampaklembut sentuhannya, padahal, sebenarnya mematikan bagi yangmenyentuhnya, mengecoh mereka, dan membuat mereka mengabaikankemudharatan tipu daya dan janji-janji palsunya - bila kau lihat semuaini - berlakulah bagai orang yang melihat seseorang menuruti nalurinya,menonjolkan diri, dan karenanya, mengeluarkan bau busuk. Bila (dalamsituasi semacam itu) kau enggan memperhatikan kebusukannya, dan menutuphidung dari bau busuk itu, begitu pula kau berlaku terhadap dunia; bilakau melihatnya, palingkan penglihatanmu dari segala kepalsuan, dantutuplah hidungmu dari kebusukan hawa nafsu, agar kau aman darinya dansegala tipu-dayanya, sedang bagianmu menghampirimu segera, dan kaumenikmatinya. Allah telah berfirman kepada Nabi pilihan-Nya: "Danjanganlah kamu tujukan kedua matamu kepada yang telah Kami berikankepada beberapa golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia,untuk Kami uji mereka dengannya, dan karunia Tuhanmu lebih baik danlebih kekal." (QS.20 -Thaaha :131).

by penamerah on Fri Jul 16, 2004 6:40 pm
Ia bertutur:
Lenyaplah dari (pandangan) manusia, dengan perintah Allah, dan darikedirian, dengan perintah-Nya, hingga kau menjadi bahtera ilmu-Nya.Lenyapnya diri dari manusia, ditandai oleh pemutusan diri sepenuhnyadari mereka, dan pembebasan jiwa dari segala harapan mereka. Tandalenyapnya diri dari segala nafsu ialah, membuang segala upayamemperoleh sarana-sarana duniawi dan berhubungan dengan mereka demisesuatu manfaat, menghindarkan kemudharatan; dan tak bergerak demikepentingan pribadi, dan tak bergantung pada diri sendiri dalam hal-halyang berkenaan dengan dirimu, tak melindungi atau membantu diri, tetapimemasrahkan semuanya hanya kepada Allah, karena Ia pemilik segalanyasejak awal hingga akhirnya; sebagaimana kuasaNya, ketika kau masihdisusui.

Hilangnya kemauanmu dengan kehendakNya, ditandai dengankatak-pernahan menentukan diri, ketakbertujuan, ketakbutuhan, karenatak satu tujuan pun termiliki, kecuali satu, yaitu Allah. Maka,kehendak Allah mewujud dalam dirimu, sehingga kala kehendakNya beraksi,maka pasiflah organ-organ tubuh, hati pun tenang, pikiran pun cerah,berserilah wajah dan ruhanimu, dan kau atasi kebutuhan-kebutuhanbendawi berkat berhubungan dengan Pencipta segalanya. Tangan Kekuasaansenantiasa menggerakkanmu, lidah Keabadian selalu menyeru namamu, TuhanSemesta alam mengajarmu, dan membusanaimu dengan nurNya dan busanaruhani, dan mendapatkanmu sejajar dengan para ahli hikmah yang telahmendahuluimu.

Sesudah ini, kau selalu berhasil menaklukkan diri, hingga tiada lagipada dirimu kedirian, bagai sebuah bejana yang hancur lebur, yangbersih dari air, atau larutan. Dan kau terjauhkan dari segala gerakmanusiawi, hingga ruhanimu menolak segala sesuatu, kecuali kehendakAllah. Pada maqam ini, keajaiban dan adialami akan ternisbahkankepadamu. Hal-hal ini tampak seolah-olah darimu, padahal sebenarnyadari Allah.

Maka kau diakui sebagai orang yang hatinya telah tertundukkan, dankediriannya telah musnah, maka kau diilhami oleh kehendak Ilahi dandambaan-dambaan baru dalam kemaujudan sehari-hari. Mengenai maqam ini,Nabi Suci saw, telah bersabda: "Tiga hal yang kusenangi dari dunia - wewangian, wanita dan shalat - yang pada mereka tersejukkan mataku." Sungguh, hal-hal dinisbahkan kepadanya, setelah hal-hal itu sirna darinya, sebagaimana telah kami isyaratkan. Allah berfirman: "Aku bersama orang-orang yang patah hati demi Aku."

Allah Yang Maha Tinggi takkan besertamu, sampai kedirianmu sirna.Dan bila kedirianmu telah sirna, dan kau abaikan segala sesuatu,kecuali Dia, maka Allah menyegarbugarkan kamu, dan memberimu kekuatanbaru, yang dengan itu, kau berkehendak. Bila di dalam dirimu masih jugaterdapat noda terkecil pun, maka Allah meremukkanmu lagi, hingga kausenantiasa patah-hati. Dengan cara begini Ia terus menciptakan kemauanbaru di dalam dirimu, dan bila kedirian masih maujud, maka Diahancurkan lagi, sampai akhir hayat dan bertemu (liqa) dengan Tuhan.Inilah makna firman Allah: " Aku bersama orang-orang yang putus asademi Aku, " Dan makna kata: "Kedirian masih maujud" ialahkemasihkukuhan dan kemasih puasan dengan keinginan-keinginan barumu.Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman kepada Nabi Suci saw: "Hamba-Kuyang beriman senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku, dengan mengerjakanshalat-shalat sunnah yang diutamakan, sehingga Aku mencintainya, danapabila Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi telinganya, dengannyaia mendengar, dan menjadi matanya, dengannya ia melihat, dan menjaditangannya, dengannya ia bekerja, dan menjadi kakinya, dengannya iaberjalan." Tak diragukan lagi, beginilah keadaan fana.

Maka Dia menyelamatkanmu dari kejahatan makhluq-Nya, danmenenggelamkanmu ke dalam samudra kebaikanNya; sehingga kau menjadipusat kebaikan, sumber rahmat, kebahagiaan, kenikmatan, kecerahan,kedamaian, dan kesentosaan. Maka fana (penafian diri) menjadi tujuanakhir, dan sekaigus dasar perjalanan para wali. Para wali terdahulu,dari berbagai maqam, senantiasa beralih, hingga akhir hayat mereka,dari kehendak pribadi kepada kehendak Allah. Karena itulah merekadisebut badal (sebuah kata yang diturunkan dari badala, yang berarti:berubah). Bagi pribadi-pribadi ini, menggabungkan kehendak pribadidengan kehendak Allah, adalah suatu dosa.

Bila mereka lalai, terbawa oleh tipuan perasaan dan ketakutan, makaAllah Yang Maha Besar menolong mereka dengan kasih sayangNya, denganmengingatkan mereka sehingga mereka sadar dan berlindung kepada Tuhan,karena tak satu pun mutlak bersih dari dosa kehendak, kecuali paramalaikat. Para malaikat senantiasa suci dalam kehendak, para Nabisenantiasa terbebas dari kedirian, sedang para jin dan manusia yangdibebani pertanggung jawaban moral, tak terlindungi. Tentu, para waliterlindung dari kedirian, dan para badal dari kekotoran kehendak.Kendati mereka tak bisa dianggap terbebas dari dua keburukan ini,karena mungkin bagi mereka berkecenderung kepada dua kelemahan ini,tapi Allah melimpahi rahmatNya dan menyadarkan mereka.

a bertutur:

Keluarlah dari kedirian, jauhilah dia, dan pasarahkanlah segalasesuatu kepada Allah, jadilah penjaga pintu hatimu, patuhilahsenantiasa perintah-perintah-Nya, hormatilah larangan-larangan-Nya,dengan menjauhkan segala yang diharamkan-Nya. Jangan biarkan kedirianmumasuk ke dalam hatimu, setelah keterbuanganmu. Mengusir kedirian darihati, haruslah disertai pertahanan terhadapnya, dan menolak pematuhankepadanya dalam segala keadaan. Mengizinkan ia masuk ke dalam hati,berarti rela mengabdi kepadanya, dan berintim dengannya. Maka, janganmenghendaki segala yang bukan kehendak Allah. Segala kehendak yangbukan kehendak Allah, adalah kedirian, yang adalah rimba kejahilan, danhal itu membinasakanmu, dan penyebab keterasingan dari-Nya. Karena itu,jagalah perintah Allah, jauhilah larangan-Nya, berpasrahlah selalukepada-Nya dalam segala yang telah ditetapkan-Nya, dan jangan sekutukanDia dengan sesuatu pun. Jangan berkehendak diri, agar tak tergolongorang-orang musyrik. Allah berfirman: "Barang siapa mengharappenjumpaan (liqa) dengan Tuhannya, maka hendaklah mengerjakan amalsaleh dan tidak menyekutukanNya." (QS 18.Al Kahfi: 110)

Kesyirikan tak hanya penyembahan berhala. Pemanjaan nafsu jasmani, danmenyamakan segala yang ada di dunia dan akhirat dengan Allah, jugasyirik. Sebab selain Allah adalah bukan Tuhan. Bila kau tenggelamkandalam sesuatu selain Allah berarti kau menyekutukan-Nya. Oleh sebabitu, waspadalah, jangan terlena. Maka dengan menyendiri, akan diperolehkeamanan. Jangan menganggap dan mengklaim segala kemaujudan ataumaqam-mu, berkat kau sendiri. Maka, bila kau berkedudukan, atau dalamkeadaan tertentu, jangan membicarakan hal itu kepada orang lain. Sebabdalam perubahan nasib yang terjadi dari hari ke hari, keagungan Allahmewujud, dan Allah mengantarai hamba-hambaNya dan hati-hati mereka.Bisa-bisa yang kau percakapkan, sirna darimu, dan yang kau anggapabadi, berubah, hingga kau termalukan di hadapan yang kau ajak bicara.Simpanlah pengetahuan ini dalam lubuk hatimu, dan jangan perbincangkakndengan orang lain. Maka jika hal itu terus maujud, maka hal itu akanmembawa kemajuan dalam pengetahuan, nur, kesadaran dan pandangan. Allahberfirman: "Segala yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan terlupakan,Kami datangkan yang lebih baik daripadanya, atau yang sepertinya.Tidakkah kamu ketahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS2.Al Baqarah: 106)

Ia bertutur:
Bila kau melihatdunia ini, berada di tangan mereka, dengan segala hiasan, dantipuannya, dengan segala bisa mematikannya, yang tampak lembutsentuhannya, padahal, sebenarnya mematikan bagi yang menyentuhnya,mengecoh mereka, dan membuat mereka mengabaikan kemudharatan tipu dayadan janji-janji palsunya - bila kau lihat semua ini - berlakulah bagaiorang yang melihat seseorang menuruti nalurinya, menonjolkan diri, dankarenanya, mengeluarkan bau busuk. Bila (dalam situasi semacam itu) kauenggan memperhatikan kebusukannya, dan menutup hidung dari bau busukitu, begitu pula kau berlaku terhadap dunia; bila kau melihatnya,palingkan penglihatanmu dari segala kepalsuan, dan tutuplah hidungmudari kebusukan hawa nafsu, agar kau aman darinya dan segalatipu-dayanya, sedang bagianmu menghampirimu segera, dan kaumenikmatinya. Allah telah berfirman kepada Nabi pilihan-Nya: "Danjanganlah kamu tujukan kedua matamu kepada yang telah Kami berikankepada beberapa golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia,untuk Kami uji mereka dengannya, dan karunia Tuhanmu lebih baik danlebih kekal." (QS.20 -Thaaha :131).

Melihat dunia di tangan mereka bermakna melihat #mereka#menggenggam kukuh dunia ini. Genggaman kukuh itu dapat dilihat darikeengganan mereka melepaskan sebahagian dari harta yang mereka milikike tangan orang-orang yang berhak.

Sifat kikir ini menunjukkan kecintaan kepada dunia melebihi cintakepada akhirat. Rezeki yang enggan dikongsi bukan hanya melibatkan wangdan perhiasan dunia. Termasuk padanya ialah enggan berkongsi ilmu danmemberikannya kepada mereka yang berhak. Sebabnya? Nafsu yang berada disudut-sudut ilmu itu masih berkibar menyatakan ilmu ini ‘aku’ yangpunya…

Makna mereka itu adalah kita sendiri


Wallahua'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar