Laman

Senin, 04 Oktober 2010

untuk suamiku...

Untuk Suamiku
untuk suamiku nanti,
yang kabarnya masih wara wiri,
yang telah tertulis dalam ketetapan Illahi,
namun aku di sini masih menanti,
kemarin ku dengar sebuah nasehat


dari seorang wanita yang sangat lekat
dengan kehidupan yang berat
“suamiku, ijinkan aku melayanimu
agar cinta itu tak semu
biarkanlah tanganku ini kasar karena cucian
karena di balik itu ada sebuah pengabdian
biarkanlah tanganku ini teriris
agar hubungan kita menjadi lebih manis
biarkanlah tubuh ini melar
sebagai bukti kasih sayang yang benar
biarkanlah jari ini tertusuk-tusuk
agar kemesraan dapat kita unjuk
biarkanlah mereka katakan aku lusuh
agar cantikku hanya untukmu utuh
suamiku, ijinkan aku meraih pahala sebagai seorang istri
jangan biarkan pahalaku direnggut oleh pembantu
jangan biarkan pahalaku diambil oleh ibu mertuaku
jangan biarkan pahalaku digerus oleh teknologi yang maju
suamiku, ijinkan aku menjadi bidadari di langit hatimu
karena mulai saat ini melayanimu adalah ibadah
karena mulai saat ini mencintaimu adalah berkah
karena mulai saat ini menatapmu tak lagi salah
suamiku, ajari aku untuk menjadi istri yang shaleha
agar dapat mendidik generasi-generasi kecil kita
agar dapat menyampaikan kebenaran pada mereka
agar dapat menemanimu dalam setia
suamiku, kini kau telah mendahuluiku
namun tak sedikit pun aku merasa sepi
karena ada darah dagingmu menemaniku di sini
suamiku, kala kau ucapkan perpisahan
air mata ini menetes, tapi kini membuatku tegar
karena cahaya-Nya selalu berpendar
di sela-sela sujudku dalam mengisi keheningan
suamiku, kini kau telah bahagia di sana
tunggu aku, bangunkan sebuah istana untukku di syurga
agar kita dapat kembali bersama
suamiku, ijinkan aku tetap bersamamu
dalam setiap hari-hariku
meski hanya dalam do’a kudusku untukmu
wahai…. suamiku .”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar